Assalaamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh...

Friday, November 03, 2006

Sumpeh, Gue Sayang Banget Sama Loe!


Suer, judul ini ga ada hubungannya sama sekali dengan mata acara yang bakal tayang di salah satu stasiun TV swasta! Judul ini cuma mencoba menggambarkan gimana perasaan seorang Neila ketika malam itu menonton sebuah talk show khusus dewasa di salah satu stasiun TV swasta (padahal saat itu aku belum 17 tahun, hihihi…. Nakal ya?!). Ya, Rabu 23 Agustus 2006 menjelang tengah malam secara ga direncana (coz kalau aku bilang secara ga sengaja, ga mungkin! Lha wong, aku melakukannya dalam keadaan sadar,koq! Ga dalam keadaan mabuk or hilang ingatan! Massak ga sengaja?! Mustahil!) aku menonton “Empat Mata” yang saat itu membahas tentang waria alias wanita – pria.

Malam itu dihadirkan para waria yang “berprestasi” di kelasnya. Ada Miss Waria (atau apalah namanya, pokoknya kontes kecantikan mirip Miss Universe or Putri Indonesia tapi pesertanya para waria. Aku ga hapal namanya coz aku ga pernah ikutan sech! Hehehe…), ada yang penyanyi, dll. Malam itu mereka menyatakan keluhan mereka karena masyarakat Indonesia tidak pernah menerima mereka seutuhnya. Mereka diterima seutuhnya, mereka ingin keberadaan mereka diterima sebagai sesuatu yang wajar. Mereka juga menuntut agar masyarakat menghargai pilihan hidup mereka. Mereka berdalih bahwa apa yang mereka lakukan itu wajar, tidak mengganggu ketentraman hidup orang lain, lagi pula di negara – negara—yang mereka katakan—maju kaum waria telah diterima dengan baik dan dianggap wajar. Mereka juga mempertanyakan, “Kenapa kaum waria harus dikucilkan padahal kinerja mereka juga tidak kalah dengan yang lain?!”

Untuk Para Waria

Saudaraku (sapaan ini khusus buat yang Muslim, lho…), maafkan kami! Kami tak kan pernah menerimamu dalam keadaan yang ga jelas cewek atau cowok! Sorry banget, ini kami lakukan bukan karena kami membencimu! Sungguh, bukan karena itu! Tapi karena kami ingin menjadi orang – orang yang patuh pada ajaran agama kami. Kami ingin memenuhi seruan Rabb kami. Karena kami tahu bahwa aturan yang dibuat oleh Rabb kami adalah yang terbaik, aturan yang dibuat oleh Tuhan kami adalah satu – satunya aturan yang mampu mengatur dunia ini dengan baik, yang mampu menyelesaikan semua permasalahan kehidupan secara tuntas!

Saudaraku, tahukah kau bahwa Rasulullah—panutan kita, seseorang yang harus selalu kita taati—mela’nat pilihan hidup kalian? Saudaraku, pernahkah kau mendengar hadist ini: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat para lelaki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai lelaki.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al – Bukhari, at – Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)? Adanya kata “malaknat” (la’ana) dalam hadits ini merupakan indicator (qarinah) yang menunjukkan bahwa tindakan tersebut adalah haram.

Saudaraku, pilihan kami untuk tidak menerimamu dalam keadaan sebagai waria adalah karena kami menyayangimu! Kami ingin menyadarkanmu bahwa pilihan hidupmu salah, pilihan hidupmu adalah sesuatu yang dila’nat oleh ALLAH dan Rasul – NYA! Sebagai seorang Muslim, bukankah la’nat ALLAH dan Rasul – NYA adalah sesuatu yang paling kita takutkan? Kami melakukan semua itu karena kami tidak ingin kau dan kaummu terus – menerus dalam dunia gelapmu!

Saudaraku dan siapa pun yang membaca tulisan ini! Mungkin ada yang berpendapat bahwa Islam itu kejam, Islam tidak menghargai kebebasan seseorang, Islam tidak berperasaan, atau pikiran buruk lainnya tentang Islam. Sekarang, boleh aku tanya? Dari sisi mana dikatakan Islam kejam? Karena tidak memperhatikan perasaan waria yang—katanya—halus? Coba kita renungkan mana yang lebih kejam: membiarkan para waria dengan pilihan mereka yang tidak menerima kodratnya—dengan konsekuensi akan merusak tatanan kehidupan—atau membimbing mereka untuk kebaikan seluruh manusia? Aku katakan bahwa menjadi waria adalah pilihan karena ALLAH tidak pernah menciptakan makhluk yang ga jelas laki – laki atau perempuan. Memang ada yang dilahirkan dengan kelamin ganda, tapi bukankah tetap ada salah satu yang dominant? Dan itulah jenis kelamin mereka! Bukan berarti mereka berada di antara laki – laki dan perempuan!

Diakui atau tidak, pilihan menjadi waria adalah tindakan yang merusak tatanan kehidupan. Sekali lagi mari kita pikirkan dengan jernih! Ketika setiap orang yang merasa tidak puas dengan keadaannya yang terlahir sebagai laki – laki merasa berhak menjadi perempuan, kemudian mengubah dirinya menjadi perempuan—atau sebaliknya—lantas bagaimana mereka menjalankan fungsinya? Bukankah laki – laki dan perempuan masing – masing memiliki fungsi yang tidak bisa ditukar?

Islam tidak menghargai kebebasan seseorang. Kebebasan yang mana? Bukankah sebenarnya tidak ada kebebasan mutlaq di dunia ini? Bukankah setiap kebebasan selalu terbatasi oleh kebebasan yang lain? Begitu pula dalam kasus ini. Kebebasn mereka untuk memilih menjadi waria terbatasi oleh kebebasan masyarakat untuk hidup normal. Kebebasan mereka sebagai makhluq terbatasi oleh kebebasan Sang Pencipta untuk mengatur makhluq – NYA demi kebaikan mereka sendiri. Bukankah ini wajar? Islam sangat menghargai kebebasan selama kebebasan itu tidak bertentagan dengan aturan yang ada. Sekali lagi, bukankah ini wajar? Karena adanya aturan adalah untuk ditaati demi kebaikan bersama.

Saudaraku! Kembalilah pada kodratmu sebagai laki – laki! Bukankah tidak ada yang memalukan terlahir sebagai seorang laki – laki (begitupun, tak ada yang memalukan terlahir sebagai seorang perempuan). Kenapa tidak kau syukuri saja keadaanmu? Sekali lagi aQ katakan: Sumpeh! Gue sayang banget sama Loe! So, kembalilah... karena gue pengen loe menjadi orang yang dicintai ALLAH! Tuhan Kita!
Saturday, November 4 2006


0 Comments:

Post a Comment

<< Home