Untuk Saudaraku
Kita satu tubuh
Dukamu dukaku
Terdengar syahdu
Tepi terasa pilu
Adakah itu nyata?
Di mana kau ketika badai melanda?
Di mana kau saat kami meregang nyawa?
Di mana kau saat peluru menembus dada?
Ilusikah itu?
Saat luka kami menganga, tawamu menoreh luka baru
Saat kami ditindas, tarianmu menyayat qalbu
Adakah itu nyata?
Kapankah itu jadi nyata?
Atau...
Salahkah aku jika berharap itu jadi nyata?
Beri aku jawabnya!
Tegal, 20 Juli 2006
(Tugas Bahasa Indonesia neech..., ternyata susah juga ya bikin puisi?!)
Neila Zahra
0 Comments:
Post a Comment
<< Home