Assalaamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh...

Wednesday, August 23, 2006

Sepak Bola yang Memukau

(Dimuat di INSANI edisi 8 Tahun VII)


Heboh. Itulah kesan yang tertangkap setiap kali World Cup digelar. Ajang pesta para penggila bola yang tahun ini digelar di tanah kelahiran Einstein pun tak kalah menghebohkannya disbanding tahun-tahun sebelumnya. Tua-muda, kaya-miskin, pria-wanita, semua ikutan heboh menyambut piala dunia. Ga di terminal, di angkot, di warung, di kelas, juga di masjid, sepakbola sellu tema yang menarik untuk diperbincangkan.

Sepertinya demam piala dunia ini udah mewabah ke mana-mana. Bahkan, lebih parah dari wabah demam berdarah dengue (DBD) karena demam world cup ini menjangkiti semua kalangan. Mulai kalangan kelas bawah hingga atas, kalangan pendidik hingga terdidik, buruh hingga majikan, juga kalangan anak gaul hingga “anak masjid” (ikhwan juga akhwat) semua terjangkit demam bola. Yang lebih parah nech, Bapak Jubir Kepresidenan kita pun ikutan menjadi komentator sebuah pertandingan dia ajang World Cup 2006 yang ditayangkan secara live di SCTV bulan lalu (aduh Pak, kenapa ga jadi komentator kasus Lapindo Brantas or rendahnya tingkat kelulusan kita aja, Pak?!). Juga PT. POS Indonesia yang ikutan latah dengan mencetak piala khusus bertemakan World Cup 2006. Apa hubungannya, coba?!

Di Balik Pseona World Cup

World Cup memang selalu mempesona. Tapi, siapa sangka di balik pesonanya yang memukau, terdapat kebusukan yang luar biasa. SoNI, sudah saatnya ummat ini sadar bahwa world Cup (dan juga ajang serupa lainnya seperti Liga Itali, juga termasuk pertandingan Basket, dll)merupakan bagian dari rencana kaum kaffir untuk menghancurkan kita, Islam dan ummatnya. Hal ini bias dilihat dalam Protocol of Zion point ke – 13 yang diterbitkan oleh Prof. Sergyei Nilus di Rusia pada 1902. Intinya: “Zionisme merencanakan hendak mengundang masyarakat melalui surat-surat kabar waktu itu untuk mengikuti berbagai lomba yang sudah diprogramkan. Diharapkan kesenangan baru yang diciptakan itusecra perlahan akan melenakan kaum Muslimini dari konflik-konflik kaum Muslimin denagn bangsa Yahudi.”

Tidak bias dipungkiri bahwa World Cup merupakan salah satu lomba yang sudah diprogramkan (Yajelas, dunk! Lha wong pelaksanaannya aja rutin tiap 4 tahun, koq!). Berarti… (SoNI bisa menyimpulkan sendiri kan?!) Bisa, dunk! SoNI kan pinter! Alhamdulillaah…

SoNI, kayaknya usaha mereka untuk melenakan kaum Muslimin ini cukup sukses deh. Lihat saja, berepa ratus juta orang tersihir oleh pesona World Cup bulan lalu?! Bahkan anak masjid sekali pun tak lepas dari sihirnya, Seperti yang pernah redaksi curi dengar betapa asyiknya para ikhwan membincangkan World Cup di masjid (malah, ada yang sampe bolos sekolah gara-gara bangun kesiangan setelah mantengin bola semalaman. Astaghfirullaah…). Setali tiga uang denagn par ikhwan, beberapa akhwat juga terpesona oleh World Cup (meski cuma segelintir, memang…). Setidaknya hal ini dapat disimak dari tema perbincangan saat menunggu waktu halaqah. Ada yang cerita tentang serunya mereka sekelurga nonton bola, juga tentang prediksi pertandingan malam berikutnya. Juga, lihatlah! Betapa perhatian orang lebioh banyak tertuju pada gemerlap pesta bola dari pada musibah beruntun yang menimpa saudara-saudara kita di Yogya, Klaten, Sidoarjo, dll.

Selain itu, fakta menunjukkan bahwa sepak bola (juga olahrahga terorganisir lainnya) ternyata menyuburkan perjudian. Kita bisa saksikan betapa menjamurnya kuis sms/premium call tentang world cup (eh, dah tau kan kl kuis sms/premium call termasuk judi (haram)? Kalo belum tau, Tanya dech ama ustadz/ah atau baca2 buku Islam ya…). Tak hanya itu, judi yang terang-terangan pun marak dilakukan. Bahkan menurut tim Metro Realitas, omsetnya bisa mencapai miliaaran rupiah per hari (ck…ck…ck…). Juga oleh anak-anak, seperti yang dituturkan Ari, seorang siswa SMA Wanasari Brebes. Lewat pesan singkat doi mengatakan: “Di sini juga banyak yang taruha, bahkan anak-anak pun banyak yang taruhan!” saat ditanya tentang respon masyarakat Brebes menyambut World Cup 2006.

Fakta juga mengatakan (meski kadang tidak diakui), pemainan yang terorganisir semacam ini merupakan pemicu permusuhan. Banyak kan kajadian orang yang kalah taruhan bola, lalu saling tikam?! Juga, sering dengar kan berita tentang bentrokan antar supporter?! Makanya, bohong besar kalo Bill Clinton bilang “Sepakbola adalah bahasa universal untuk mempersatukan manusia”! Mempersatukan apa? Mempersatukan uang kaum Muslimin untuk masuk rekening para kapitalis pendukung World Cup?! Lagi pula, bukan kah persatuan yang sejati hanya bisa terjalin dengan aqidah Islam yang kokoh?!

Sobat Muslim, juju raja INSANI miris banget melihat kenyataan bahwa banyak pemuda/I Muslim yang ikut terlarut dalam sihir World Cup. Rasanya ga pantes banget kalau kita ikutan terlarut dalam irama permainan musuh yang menjebak. Kita Muslim, Akh/Ukh! Bukankah dalam sebuah hadits riwayat Al Hakim dengan sanad shahih disebutkan bahwa: “Setiap permainan di dunia ini adalah bathil, kecuali 3 hal: memanah, menjinakkan kuda,dan bermain dengan istri…” Apalagi ini jelas-jelas jebakan musuh-musuh kita.

Makanya, kita patut prihatin ketika menyaksikan banyak negeri Muslim yang malah ikut larut dalam euphoria World Cup. Bisa kita saksikan dalam world cup 2006 ada tim Iran (negaranya lagi mau di serang AS, eh… malah main bola “bareng” AS! Gimana sech?!), juga ada Saudi Arabia (Aduh…, gap antes banget dech bawa-bawa bendera bertuliskan 2 kalimat syahadat ke tengah permainan lawan!).

Nonton Boleh, Asal…

Bukannya INSANI ngelarang SoNI nonton or main bola (juga olahraga lainnya)! Hanya saja, perlu diingat, aktivitas yang diperbolehkan itu jangan sampai melenakan hingga melupakan kewajiban! Lagi pula, bukankah waktu yang kita punya akan lebih bermanfaat jika kita menggunakannya untuk berdakwah, mengurus ummat, bersosialisasi, belajar, atau memperbanyak ibadah mahdhah?! Ingatlah Saudara/i-ku, ummat masih sangat membutuhkan pengorbanan kita untuk mengembalikan kejayaan Islam dan ummatnya. Makanya, yuuk… rame-rame mengkaji Islam! Tapi yang serius ya… ngajianya, kemudian amalkan!!!


Wednesday, June 21, 2006
4.33 p.m.

Neila Zahra

Sumber:
www.dudung.net
www.sholihin.multiply.com
www.sobatmuda.multiply.com
Buletin Studia edisi 074
Metro Realitas edisi 21 Juni 2006

0 Comments:

Post a Comment

<< Home