Assalaamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh...

Saturday, August 26, 2006

Ini Gue, Ini Hidup Gue. So, Terserah Gue Mau Ngapain!

Wuih, kayaknya enak banget ya kalo hidup kita bisa kayak gitu? Rasanya merdeka banget gitu loh, mau ngelakuin apa aja terserah kita. Ga ada yang berhak komentar apalagi protes. Enak banget, kan?

Tapi bisa ga sech sebenernya kita hidup kayak gitu? Bisa ga ya kita sesumbar “Tidak menerima komentar, apalagi protes!” dalam segala hal? Pokoknya hidup semau gue, dech! Yuk, kita lihat dari 2 aspek yang berbeda (meski pun sebenernya keduanya nyambung juga kalo disambungin); yakni aspek social dan aspek agama (kayaknya di sini penulis cuma bisa membahas dalam sudut pandang Islam coz penulisnya kan Muslimah).

Social Aspect

Bwat loe yang rada – rada sekuler alias ga mau nyampurin urusan kehidupan duniawi (termasuk di dalamnya urusan politik, ekonomi, pendidikan, juga social kemasyarakatan), yuk kita lihat dari aspek social! Satu pertanyaan buat loe, kira – kira loe sebel ga kalo ketemu orang yang punya pandangan “Ini gue, ini hidup gue. So, terserah gue mau ngapain!” and ga pernah mempedulikan orang – orang di sekitarnya?


Pastinya kita bakal nanya ke orang itu (meskipun ga berani nanya langsung, tapi minimalnya nanya dalam hati, lah…), “Emang, siapa sech loe? Emang loe hidup di mana? Di Mars yang ga ada penghuninya?”. Coba kita kupas pertanyaan – pertanyaan itu satu per satu.
Emang siapa sech loe? Yup, bener banget kalo pertanyaan ini kita ajukan ke orang – orang berpandangan kayak gitu. Emangnya loe bisa hidup di dunia ini karena loe sendiri? Tanpa bantuan dan perantara orang lain sehingga loe merasa pantas untuk mengabaikan kehadiran mereka di sekeliling loe? Ingat bro, sist! Loe bisa lahir di dunia ini aja karena melalui bantuan banyak pihak. Proses kelahiran loe ke dunia ini aja melibatkan banyak orang. Pertama loe ga bakal bisa menhirup udara di dunia ini kalo ga ada Bokap sama Nyokap loe. Kedua, kayaknya kelahiran loe juga dibantu sama Bu Bidan or Pak / Bu Dokter, dech! Lalu, setelah itu Kakek - Nenek Loe (kalo masih hidup), kakak loe (kalo punya kakak), bahkan tetangga (bagi yang hidup di kampung dengan rasa persaudaraan tinggi kayak di kampung penulis) loe juga bakalan repot ngurusin loe yang belum bisa ngapa – ngapain. Tuch kan, untuk bisa “sekadar” nongol di dunia ini aja loe membutuhkan bantuan banyak orang. Belum lagi selama masa pertumbuhan hingga saat ini. Coba dech lihat makanan yang loe makan tiap hari! Emangnya loe masak sendiri? Nyembelih hewan sendiri or menanam kedelai / sayuran / buah sendiri? Coba hitung berapa persen yang bisa loe lakuin sendiri?! Terus perhatikan juga pakaian yang loe pakai! Emang loe njahit sendiri? Nenun sendiri? Enggak, kan? Siapa yang melakukan itu semua? Orang lain, bro, sist! Lalu…, pantaskah jika kita bersikap seolah “I am the King!” yang ga butuh siapa – siapa, yang merasa ga perlu mendengarkan komentar atau protes orang lain padahal begitu banyak jasa mereka pada kita?

Emang loe hidup di mana? Di Mars yang ga ada penghuninya? Ini juga cocok diajukan ke mereka yang berpandangan seperti judul tulisan ini. Sebenernya penulis juga heran sama mereka itu, emangnya mereka ga merasa terganggu kalo ada orang bertindak seenaknya sendiri tanpa aturan di depan mereka? Coba dech tanyakan ke mereka, “emang loe ga merasa tergannggu kalo ada orang berbuat seenaknya tanpa mempedulikan loe?” Begitu pun orang – orang di sekitar loe bakal ngerasa amat terganggu ketika loe bertindak semau loe. Ingat! Ketika kita merasa bahwa kita memiliki kebebasan dan hak yang ga boleh diganggu orang lain, berarti di saat yang sama ada begitu banyak orang yang juga memiliki kebebasan dan hak yang sama dengan kita, ga boleh diganggu oleh orang lain. Jadi, kita juga tidak boleh mengganggu kebebasan atau hak orang lain.

Contoh kasus: Buat loe yang cewek and doyan berpakaian seksi—bahkan nyeempet porno—di tempat umum (misalnya kelas, pasar, mall, jalan, dll) mungkin loe merasa itu hak loe mau berpakaian kayak apa juga terserah loe, toh itu tubuh loe, pakaian juga pakaian loe, lantas apa urusannya sama orang lain? Benar, itu tubuh loe, loe berhak atas tubuh loe. Itu juga emang pakaian loe (kecuali kalau pinjam, hehehe…), pastinya loe berhak penuh atas pakaian loe. Tapi sadarkah bahwa ada hak orang lain yang loe rampas saat loe melakukan itu? Sadarkah kalau ada hak orang – orang yang ingin mempertahankan keyakinannya, melaksanakan apa yang mereka yakini sebagai suatu kewajiban yang loe renggut? Sadarkah bahwa ada begitu banyak laki – laki Muslim yang teraniaya ketika loe melakukannya? Mereka kehilangan kebebasan dan hak mereka untuk melaksanakan perintah Tuhannya—bahkan hak yang satu ini sebenarnya dijamin oleh UUD 1945 pasal 29, lho—karena loe? Loe yang merampas kebebasan dan hak mereka!

And buat loe yang cowok and doyan nyanyi lagu – lagu yang merendahkan wanita, kayak lagu yang berjudul “Naluri Lelaki”. Sadarkah loe kalo banyak perempuan yang merasa terhina dan dilecehkan dengan syair lagu yang loe nyanyikan? Loe dengan tanpa merasa bersalah mengumandangkan “Aku adalah lelaki yang selalu gundah menunggu wanita../…./ Aku adalah lelaki yang selalu ingin dibuai wanita…/ …” Bahkan dalam lagu itu ada kalimat yang intinya, “Naluriku sebagai lelaki membuatku membuatku menginginkan berjuta wanita di sisiku” (maaf kalo syairnya ga tepat kayak di lagu aslinya coz penulisnya ga ngapalin lagu begituan). Emangnya loe anggap wanita itu apa? Alat pemuas loe? Loe ga bisa ngomong, “Terserah gue, donk! Ini mulut, mulut gue, kok! Terserah gue mau berkata apa!” karena di saat yang sama para wanita juga punya hak untuk tidak dilecehkan seperti itu!


Islamic View

Buat loe yang beragama Islam, jangan khawatir! Jangan takut kalo Islam tuch bakalan mengekang loe, menghalangi loe melakukan apa yang loe mau. Loe boleh koq, hidup semau loe, pake aturan loe sendiri! Tapi… ada syaratnya, lho… Mau tau syaratnya?

OK, loe boleh hidup semau loe tanpa mempedulikan siapa pun dan apa pun asalkan loe bisa melakukan salah satu syarat di bawah ini:

Pertama: Saat Izrail datang hendak mencabut nyawa loe, loe bilang ke dia, “Nanti dulu! Gue masih pengen hidup! Beri gue kesempatan bertobat karena gue pengen masuk Syurga!” Sanggup ga loe ngomong gitu ke si malaikat pencabut nyawa?

Kedua: Jangan injak Bumi – NYA! Gimana loe bisa bertindak semau loe kalo setiap hari loe menginjak – injak bahkan hidup di Bumi – NYA?! Kayaknya ga tau diri banget dech, kalo kita bertindak semaunya padahal setiap hari kita hidup di Bumi – NYA. Coba aja loe bayangin gimana kalo ada orang yang tiap hari numpang hidup di rumah loe tapi dia bertindak seenaknya aja tanpa mempedulikan aturan yang loe buat di rumah itu. Kayaknya pantes dech kalo loe marah and ngusir itu orang dari rumah loe. Tuch kan, loe yang cuma ditumpangin rumahnya aja pantes buat bikin aturan yang wajib dipatuhi semua penghuni rumah. Apalagi ALLAH yang jelas – jelas Pencipta alam ini, Pemilik seluruh alam ini. Pastinya DIA jauuuuuuh lebih pantes lagi buat bikin aturan yang wajib dipatuhi seluruh penghuninya. Iya kan?

Ketiga: Jangan makan dari rizqi – NYA! Lha, gimana loe mau bilang, “Terserah gue mau ngapain aja!” kalo tiap hari loe makan dari belas kasihan ALLAH? Nyadar ga loe kalo tiap hari yang loe makan itu adalah pemberian ALLAH? Wajar banget kan kalau loe wajib tunduk dan patuh sama Yang ngasih loe makan tiap hari? Kalo loe ga mau patuh sama aturan yang ALLAH bikin, silakan aja asal jangan sekali – kali makan dari apa yang diciptakan ALLAH!

Keempat: Pastikan kalo ALLAH ga bakalan melihat loe saat loe bertindak seenaknya! Anggaplah loe udah paham bahwa loe pantes patuh sama aturan ALLAH karena emang yang bikin loe bisa hidup adalah ALLAH. Tapi, loe masih pengen bertindak semau loe. Bisa koq! Asal… loe melakukannya tanpa sepengetahuan ALLAH! (Padahal ALLAH Maha Melihat dan pengetahuan ALLAH meliputi seluruh alam, lho…) Hayoo… bisa ga? Kalo bisa, silakan lakukan apa pun yang loe mau, ga usah peduli sama perintah ALLAH!

Brothers and Sisters!

Mau dilihat dari sudut pandang mana pun, pandangan “Ini gue, ini hidup gue. So, terserah gue mau ngapain!” itu ga bener and dunia bakalan hancur kalo penghuninya berpandangan seperti itu. Coba aja bayangin kalo semua orang berpandangan kayak gitu. Semuanya merasa berhak melakukan apa pun yang ia mau. Mau jadi apa dunia ini?

Lagi pula, apa sih yang loe cari dalam hidup ini sampe loe bersikap seegois dan sesombong itu? Kebahagian? Apa loe merasa bahagia saat loe melakukan apa pun yang loe mau padahal di saat yang sama loe mengganggu banyak orang, merugikan banyak orang? Apa loe juga bahagia saat loe malakukan apa pun yang loe mau padahal di saat yang sama orang – orang di sekitar loe menggunjing loe, mencemooh loe karena sikap loe itu? Apa loe juga masih bisa berbahagia saat loe melakukan apa pun yang loe mau padahal apa yang loe lakukan itu mengundang kemurkaan ALLAH Sang Penguasa alam semesta?

Bro and Sist! Bukankah makna kebahagiaan bagi seorang Muslim adalah tercapainya ridha dan cinta ALLAH? Karena hanya dengan itulah kita bisa hidup tentram, damai, dan apa pun yang kita inginkan bisa kita raih. Siapa sih yang sangup menghalangi ALLAH untuk memberikan kepada manusia yang DIA cintai apa yang dia inginkan? Kalo memang kebahagianlah yang loe cari dalam hidup ini, maka raihlah ridha dan cinta ALLAH dengan jalan menjalankan fungsi loe sebagai manusia di dunia ini, yaitu mengabdi pada NYA! Bukankah ALLAH telah berfirman, “Dan tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi pada KU.”

Mengabdi pada – NYA berarti patuh pada aturan – NYA! Tak hanya sekadar ibadah ritual, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan kita harus tunduk dan patuh pada apa yang telah DIA gariskan. Bukankah ALLAH juga telah berfirman dalam Q.S. Al – Ahzab (33) ayat 36 yang artinya, “Dan tidaklah patut bagi laki – laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila ALLAH dan Rasul – NYA telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka…”? Lalu kenapa kita masih bersikap sombong dengan bertindak seenaknya sendiri tanpa peduli pada aturan ALLAH?

Yuuk…, sekarang kita ganti pandangan hidup kita yang semula “Ini gue, ini hidup gue. So, terserah gue mau ngapain!” dengan “Ini gue, ini hidup gue, ALLAH Tuhan Gue. So, gue tunduk pada aturan ALLAH!”! Itu baru bener!





Sunday, August 20, 2006
02.50 p.m.


Yang Tertatih Meraih Cinta – NYA

Neila Zahra




Thanks ya Von, Dir, Rud atas obrolan kita siang itu tentang pandangan hidup! (Dasar bandel, jam kosong bukannya ngerjain tugas yang ada, malah ngobrolin kayak gituan! Tapi GPP dink, toh akhirnya tugas kita selesai juga! hehehe… ).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home