Assalaamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh...

Sunday, July 16, 2006

AS-ISRAEL: TERORIS SEJATI!


Buletin al-Islam Edisi 313

Dua pekan lebih Israel telah meratakan dengan tanah bangunan-bangunan di Gaza City, Palestina; bukan hanya dengan alat berat namun juga dengan 'hujan' bom. Akibatnya, bukan hanya luluh-lantaknya bangunan yang ada, tetapi juga terbunuhnya ratusan orang dan terlukanya ratusan yang lain; tak peduli tua atau muda, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa. Belum lagi ratusan yang lainnya yang menderita karena kelaparan serta terserang penyakit akibat sanitasi yang buruk dan kehidupan yang tidak layak karena ketidakketersediaan bahan makanan, minuman dan obat-obatan. Penderitaan semakin 'menyeruak' tatkala fasilitas umum di kamp-kamp pengungsian, seperti pembangkit tenaga listrik dan pengolahan air bersih, juga dihancurkan oleh pasukan Israel. Kondisi ini menyebabkan kamp pengungsian berubah menjadi kawasan 'penjagalan' secara sistematis. Secara perlahan-lahan warga Palestina dipaksa tinggal di daerah terisolasi; di kamp tersebut tidak tersedia bahan makanan, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya. Jelas ini adalah upaya 'pembunuhan' terorganisasi.

Walau beban penderitaan rakyat Palestina sudah dilihat dengan jelas, hal itu seolah belum memuaskan Israel. Israel tidak mengurangi atau apalagi menghentikan serangannya yang membabi-buta. Israel justru semakin meningkatkan serangannnya. Dengan 'pongah' pemerintah Israel melanjutkan dan meningkatkan serangannya dari serangan darat ke serangan udara dan artileri terhadap Palestina.

Serangan-serangan yang ada 'kelihatannya' bukan ditujukan kepada para mujahidin, namun lebih ditujukan kepada penduduk sipil. Sebagai misal, sebuah rudal ditembakkan militer Israel ke sebuah kendaraan yang mengangkut anggota kelompok Hamas di Rafah, Gaza Selatan. Namun, tembakan rudal itu meleset dan malah menewaskan seorang pejalan kaki. Tiga warga sipil juga cedera akibat serangan ini. Demikian juga di pemukiman Haijaiyah. Suasana duka mewarnai keluarga Amna Hajaj setelah rudal Israel menghantam rumah mereka. Amna bersama dua anaknya tewas akibat insiden tragis ini. Menurut keluarga korban yang selamat, saat kejadian mereka tengah berkumpul bersama di halaman belakang rumah sambil minum teh dan menyantap jagung. Namun, tiba-tiba rudal Israel menghantam dinding rumah mereka. Sang ibu langsung bertindak sebagai tameng untuk melindungi anak-anaknya sehingga tewas di tempat kejadian. Dalam 12 hari terakhir ini, yang tercatat sedikitnya 51 warga Palestina tewas dan 180 warga lainnya cedera. (Liputan6.com, 07/07/2006).

Selain itu, pasukan Israel menyatakan telah menewaskan hampir 40 pejuang Palestina sejak dilancarkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza pekan lalu. Selain menghancurkan insfrastruktur yang ada, serdadu Israel juga menangkap dan memenjarakan pejabat-pejabat Palestina. Hampir setengah personil pejabat Palestina ditangkap. Ini jelas membawa konsekuensi tersendiri. Selain mengakibatkan kekosongan kekuasaan di Palestina yang menyebabkan tidak berjalannya roda pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, juga lumpuhnya struktur pemerintahan sebagai tanda akan eksistensi sebuah negara. Jelas ini adalah hal yang sangat membahayakan Palestina.

Alasan yang Mengada-ada

Hal yang cukup membingungkan adalah 'alasan' penyerangan Israel atas Palestina. Para pejabat Israel menyatakan bahwa mereka melakukan semua ini sebagai bentuk pembelaan diri dan perlindungan atas serdadunya (Kopral Gilad Shalid) yang ditangkap oleh pejuang Palestina. Mereka juga 'mencap' bahwa pejuang Palestina adalah teroris yang layak untuk disirnakan. "Kami tidak akan melakukan negosiasi dengan teroris. Mereka harus lebih dulu mengembalikan tentara Israel yang diculik dan menghentikan serangan mereka," tegas pejabat di kantor Perdana Menteri Ehud Olmert. Padahal jelas bahwa pejuang Palestina melakukan semua itu karena tindak kesewenang-wenangan yang terlebih dulu dilakukan oleh Israel. Sudah sejak lama rakyat Palestina ditekan dan dibantai di tanah mereka sendiri. Aksi mereka adalah reaksi atas kezaliman yang mereka terima dari Israel. Jelas bahwa ini adalah alasan yang mengada-ada.

Selain itu, Israel juga menyatakan bahwa mereka melakukan penyerangan guna mencari bahan peledak yang dipakai oleh para mujahidin. "Pasukan dalam jumlah terbatas telah memasuki wilayah utara Jalur Gaza untuk melakukan pencarian bahan peledak dan terowongan yang digunakan militan untuk memasuki Israel," kata seorang sumber militer Israel kepada AFP, Senin (10/7). Alasan mencari peledak jelas juga alasan mengada-ada. Sebab, sejatinya Israellah yang justru mempunyai bahan peledak yang jauh lebih canggih dan mematikan. Adapun pejuang Palestina membuat peledak sebagai bentuk pertahanan diri, bukan ekspansi, menyerang tanah atau negeri orang lain. Walhasil, alasan-alasan di atas hanyalah untuk melegalkan tindakan yang dilakukan. Tidak lebih dari itu. Sebab, pada kenyataannya alasan-alasan yang digunakan jauh dari kebenaran dan realitas.

Campur Tangan AS

Jelas, tatkala mengamati persoalan Palestina dan Israel, kita tidak bisa menutup diri dengan adanya campur tangan asing (baca: AS) dalam konflik tersebut. Sejak dulu AS senantiasa menveto setiap resolusi DK PBB yang akan memaksa Israel keluar dari Palestina. Selain itu, lembaga-lemabag internasional di bawah PBB juga tidak pernah memberikan reaksi signifikan jika ada permasalahan terkait dengan Israel. Sekarang pun Gedung Putih dan Uni Eropa kembali bungkam atas agresi Israel itu. Mereka tetap menuntut agar Shalit dibebaskan sembari memohon Israel menghentikan aksinya. ''Menjadi tanggung jawab Hamas untuk mengembalikan serdadu Israel. Kita juga telah menganjurkan Israel mengendalikan diri,'' kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Tony Snow. (Republika, 10/07/2006).

Amerika Serikat (AS) dan Prancis, dua negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan (DK) PBB, tanpa ampun mengandaskan draf resolusi yang diajukan ke-57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Resolusi yang secara resmi diajukan Qatar itu memang mengecam serangan brutal Israel, sekutu dekat kedua negara itu atas Palestina.

Terhadap sikap kedua tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia, Syed Hamid Albar, menyatakan penyesalan dan rasa kecewanya. Menurut Hamid Albar, sikap kedua negara pemegang veto itu dengan jelas menunjukkan adanya perlakuan khusus negara-negara Barat terhadap Israel. "Israel adalah anak emas komunitas internasional. Israel tak dapat disentuh, meski melanggar hukum internasional dengan menyerang wilayah dan mengancam keamanan warga sipil Palestina," kata Hamid Albar.

Pekan lalu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Desra Percaya, mengatakan, sukar untuk menutupi bahwa selama ini DK PBB selalu bersikap diskriminatif jika terkait dengan masalah Israel, tidak kecuali sikap lembaga itu terhadap serangan Israel baru-baru ini. "Kita tahu siapa yang duduk sebagai anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto. Kita semua tahu, siapa yang berkuasa di lembaga itu," kata Desra.

Secara spesifik, Presiden Bush mengatakan, Israel memiliki hak untuk membela diri-setelah pasukan Israel melancarkan serbuan ke Gaza. Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan juga mengatakan dapat mengerti jika Israel ingin mengejar mereka yang menculik salah seorang prajuritnya, tetapi itu haruslah dilakukan tanpa membuat penduduk sipil menderita. (Voanews, 29/06/2006).

Untuk Membidik Islam

Dari paparan di atas jelas bahwa apa yang dilakukan oleh Israel atas 'dukungan' negara-negara Barat dan AS sejatinya adalah untuk membidik Islam semata. Barat dan AS hanya bereaksi 'lemah' terhadap pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap kaum Muslim Palestina, tetapi mereka bereaksi sangat keras terhadap Irak ketika dulu mencoba menginvasi Kuwait. Barat dan AS seperti 'tidak berdaya' untuk mengekang Israel jika dibandingkan dengan sikapnya yang tegas dan keras terhadap aktivis yang hanya diduga terlibat terorisme. Semua ini menunjukkan Barat dan AS sedang membidik Islam dan kaum Muslim.

Hamas, Fatah dan faksi-faksi Islam yang ada di Palestina adalah hanya 'simbol' bidikan saja. AS dan Barat sejatinya tidak ingin jika Islam berkuasa dan menjelma menjadi sebuah kekuatan yang eksis berupa sebuah institusi negara-betapapun dengan segala keterbatasan yang ada-walaupun untuk mewujudkannya ditempuh cara-cara demokratis. Ini juga menunjukkan bahwa HAM hanyalah untuk kepentingan Barat saja. Jika Islam 'diuntungkan' oleh sistem demokrasi maka tidak ada toleransi; harus diberangus. Tengok juga apa yang terjadi di Aljazair dan Mesir. Semua itu menunjukkan bahwa HAM hanyalah sebuah slogan untuk kepentingan Barat saja, bukan untuk kemajuan Islam. Telah jelas firman Allah SWT:Mereka (musuh-musuh Islam, yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani) tidak akan pernah sekali-kali rela kepadamu sampai kamu mengikuti agama (ideologi) mereka. (QS al-Baqarah [2]: 120).

Wahai Kaum Muslim:

Persoalan Palestina bukanlah semata persoalan intifadhah dan perjuangan membela tanah air semata. Namun, lebih dari itu, ia merupakan pertarungan menyangkut al-qadhiyah al-masîriyah (persoalan yang sangat peting). Di sanalah sejatinya terjadi pertarungan antara kaum kafir dan Islam yang tidak berimbang. Darah kaum Muslim ditumpahkan. Kemuliaan Islam dan kehormatan dipertaruhkan. Musuh-musuh Islam bersatu-padu dan bahu-membahu mencabik-cabik kaum Muslim di Palestina.

Walhasil, persoalan Palestina adalah persoalan politik yang harus diselesaikan secara tuntas dengan kekuatan politik, yaitu dengan kekuatan politik yang berupa Daulah Khilafah. Khilafahlah yang akan mampu mengakhiri penderitaan kaum Muslim di Palestina. Sebab, hanya Khilafahlah yang akan sanggup mengkoordinasi para prajurit kaum Muslim berangkat ke Palestina mengusir Israel dan mempecundangi Barat dan AS. Hanya Khilafahlah yang akan melakukan tekanan politik, embargo ekonomi dan penyerangan secara langsung terhadap pihak-pihak yang menzalimi kaum Muslim.

Namun demikian, saat ini, ketika Khilafah belum lagi berdiri, para penguasa di negeri-negeri Islam sudah seharusnya, bahkan wajib mengirim pasukan-pasukannya dari kaum Muslim untuk mengusir Israel. Jangan hanya berdiam diri dan mencukupkan diri hanya dengan mengecam. Saksikanlah bahwa kekejaman telah terjadi. Wahai, kaum Muslim, bantulah dengan apa saja yang Anda sanggupi, baik dengan tenaga, pikiran hingga harta-benda. Sungguh setetes air dan seperak uang sangatlah berguna bagi saudara kita.

Terakhir, marilah kita bersama-sama bahu-membahu dan berlomba-lomba menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah. Sebab, hanya dengan inilah darah dan kehormatan kaum Muslim dapat dijaga dengan sebaik-baiknya. Semoga kita termasuk orang-orang yang menjadi pembela Islam dan umatnya. Amin. []

Komentar al-Islam:
Israel Abaikan Kecaman Dunia. (Republika, 11/7/2006).Karena tak cukup hanya mengecam, kejahatan Israel harus dihentikan. Hanya khilafahlah yang bisa!

1 Comments:

At 11:08 PM, Blogger Irzaki E-Engineering said...

do'akan saudara2 qt yg sedang di dholimi oleh musuh2 ALLAH SWT,
semoga ALLAH SWT menunjukan kekuasaan-NYA kpd musuh2 islam yg berusaha melenyapkan islam dari muka bumi.
israel,amerika & sekutu2'ya,merekalah tentara syaetan!!!
ALLAHUAKBAR...3X

 

Post a Comment

<< Home